Wahai Sang Pemilik Hidup
Subhanallah,
Makna yang terucap ketakjuban
Dapatkan kata-kata lagi,
Tentang naga bulan yang mencaplok purnama
Yang kaitkan sepasang kelingking mengapid
Memeluk bagai mengikat janji manis
Subhanallah,
Takjub perasaan yang kau beri
Juga tiupkan resah di diriku ini
Wahai Sang Pemilik Hidup
Percayakan ia atas takdir dari-Mu
Lafadz pemuka agama berbicara
Uraikan teori-teori hidup
Jenggot hitam berbaris menggelayut
Isyaratkan ilmu terus turut di hatinya
Tetapkan keyakinan mengiringinya
Kokohkan pondasi akan ilmu agama
Aku yang terasa miskin akan ilmu itu
Juga awam akan awan cerah menerangi
Sesekali ku hanya meyakini diri sendiri
Akan adanya ilmu itu di diriku ini
Kebesaran-Mu,
Cahaya yang akhirnya menerangi hamba-hamba-Mu ini.
----------------------------
Senin, 30 Oktober 2006 ...
... Senin, 31 Desember 2007 (02.30 WIB)
Jumat, 30 Oktober 2015
Selasa, 27 Oktober 2015
Chaos
Kamis Dini Hari, 27 Oktober 2005
Kekacauan,
Egoisme,
Kedua sisinya meliat….
Bukan melihat
Putih,
Abu-abu,
Hitam….
Apa yang terjadi?
Coklat,
Hijau,
Merah….
Semua bertahan,
Semua melawan,
Seperti suku bar-bar.
Kekacauan,
Egoisme,
Kedua sisinya meliat….
Bukan melihat
Putih,
Abu-abu,
Hitam….
Apa yang terjadi?
Coklat,
Hijau,
Merah….
Semua bertahan,
Semua melawan,
Seperti suku bar-bar.
Jumat, 23 Oktober 2015
Cinta Sang Polinator
Serangga-serangga pollinator yang liar
Terbang rendah mencari kesejukan hati
Hinggap ke atas dahan rentan
Di antara teduhnya rerimbunan hijau
Menikmati suasana yang tak menentu
Di musim penuh dengan perjuangan
Yang dikelilingi oleh berjuta-juta karakter
Dan tenggelamkan serangga dalam kenaifan
Seperti debu halus yang melekat
Tergenang harapan di permukaan basah
Akhirnya memudar oleh embun pagi
Di atas daun yang mulai bersemi
Andai cinta tetap cerah berawan
Tentu ku akan bersuka cita
Terbang layaknya bunga-bunga berseri
Di taman penuh warna keceriaan
Angin dingin membawa kegelisahan
Bagi lemahnya serangga muda
Dari bahaya yang mampu berevolusi
Berhembus membaur bersama kabut
Sang pollinator mendekap penasaran
Menggores perhatian oleh nafsunya
Yang katanya sebagai kesenangan belaka
Demi untuk menghirup nafas kebebasan.
Revisi Minggu, 23 Oktober 2005 … (Imsak).
Langganan:
Postingan (Atom)