Tekhnologi, hal yang satu ini tidak bisa dipungkiri seiring kemajuan zaman. Salah satunya pada postingan ini kali kita akan membahas tentang fasilitas penggunaan telepon genggam atau HP, yaitu fasilitas short message service (SMS), layanan pesan singkat.
Ada kasus dalam SMS yang sering sekali kebanyakan orang-orang mempertanyakan perihal menyingkat Assalamu’alaikum menjadi ASS (ditulis ass) jika digunakan dalam bahasa SMS atau Chatting tersebut. Biasanya, orang yang dijadikan lawan bicara sudah mafhum kalau itu adalah ucapan salam. Ketika suatu saat ada yang menggunakannya, ada yang bertanya apa maksud ass itu. Kemudian dikatakan bahwa itu singkatan salam. Kemudian ditanya kembali bagaimana menjawabnya, disingkat juga? Hehehe… habis kalau mesti mengetik secara utuh, agak kelamaan, kan?
Kalau
bahasa KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau
suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata
wajar (misalnya mayjen: mayor jenderal, rudal: peluru kendali, dsb). Sedangkan singkatan biasanya kependekan yang berupa huruf awal suatu kata seperti TK, SD, CAB, dll.
Kemudian muncullah pertanyaan, adakah akronim atau singkatan dalam bahasa Arab?
Entah kenapa, teringat dengan kata-kata seperti basmalah, tahmid, tasbih, tahlil, takbir, dsb? Ya, bukankah yang dimaksud dengan basmalah adalah kalimat bismillaahirrahmaanirrahiim; tahmid itu adalah perkataan alhamdulillahi rabbil `aalamiin; takbir itu adalah memahabesarkan asma-Nya dengan Allahu Akbar?
Bisakah ini dikategorikan dengan singkatan atau akronim? Tetapi tunggu dulu! Kata-kata seperti tahmid, tasbih, tahlil, takbir, dan basmalah adalah satu kata utuh yang merupakan bentuk mashdar (sama seperti gerund
dalam bahasa Inggris) dalam bahasa Arab, yaitu sebuah kata benda yang
bermakna seperti kata kerja. Namun belum menemukan padanan dalam bahasa
Indonesianya.
Ini pemabahasan tentang mashdar
(1a) Dalam bahasa Inggris; I like reading
(1b) Dalam bahasa Indo = Saya suka membaca
(2a) Dalam bahasa Arab; أُرِيْدُ الذِّهَابَ إِلَى الْمَكْتَبَةِ
(2b) Dalam bahasa Indo ; Saya ingin pergi ke kantor
Nah,
dalam bahasa Indonesia, antara ‘suka’ dan ‘membaca’ (1b), bisa
dikategorikan verba (kata kerja), tetapi kedudukannya berbeda. ‘Suka’
sebagai predikat, ‘membaca’ sebagai objek yang notabene biasa diisi
dengan nomina (kata benda). Tetapi dalam bahasa Indonesia,
tidak ada pemarka bahwa kata ‘membaca’ di situ adalah nomina, bukan
kata kerja. Berbeda dengan bahasa Inggris, verb+ing yang terletak
setelah verb infinitive di situ dikategorikan nomina (kata benda).
Begitu penjelasan singkatnya. Kalau lieur, ya maaf deh..
Kembali ke akronim bahasa Arab. Kalau memang kata-kata tahmid, tasbih, tahlil, takbir, dan basmalah merupakan akronim, maka akronim bahasa Arab sangatlah rapi dan teratur. Ada pola tertentu, yaitu harus berupa isim mashdar. Artinya, tidak boleh sembarangan menyingkatnya.
Nah, kalau salam, bagaimana menyingkatnya?
Ini sekedar share. Kalau ada yang tahu dan paham tentang hal ini, mohon penjelasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar