Welcome To Join Us

Selamat datang di blog kami, Pelangi Indonesia.
Blog kami bukan hanya memberikan informasi tentang keindahan panorama alam saja, namun juga dilengkapi serba-serbi informasi layaknya warna pelangi.

Jumat, 29 Mei 2015

Pekan Raya Jakarta


Logo PRJ
     Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair adalah pameran tahunan terbesar di Indonesia. Walaupun dinamai "pekan", biasanya berlangsung selama satu bulan penuh dari pertengahan Juni sampai pertengahan Juli untuk memperingati hari jadi kota Jakarta.
     PRJ pertama diadakan pada tahun 1968. Sampai saat ini setiap tahun penyelenggaraannya tidak pernah terputus. Dari 1968 sampai 1991 PRJ pernah berlangsung di Taman Monumen Nasional.
     Pekan Raya Jakarta (PRJ) digelar pertama kali di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968 dan dibuka oleh Presiden Soeharto dengan melepas merpati pos. PRJ pertama ini disebut DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (Ejaan Lama). Lambar laun ejaan tersebut berubah menjadi Jakarta Fair yang kemudian lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta.
     Idenya muncul atau digagas kali pertama oleh Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan pada saat itu menjabat sebagai Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) yang mengusulkan suatu ajang pameran besar untuk meningkatkan pemasaran produksi dalam negeri yang kala itu sedang mulai bangkit pasca G30S/1965 kepada Gubernur DKI yang dijabat oleh Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada tahun 1967. Gagasan atau ide ini disambut baik oleh Pemerintah DKI, karena Pemerintah DKI juga ingin membuat suatu pameran besar yang terpusat dan berlangsung dalam waktu yang lama sebagai upaya mewujudkan keinginan Pemerintah DKI yang ingin menyatukan berbagai "pasar malam" yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta,seperti Pasar Malam Gambir yang tiap tahun berlangsung di bekas Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), juga merupakan inspirasi dari Pameran yang diklaim sebagai "Pameran Terbesar" ini.

Yang Hilang

                                                                                                              Senin, 29 Mei 2006 


Cahaya keindahan dari seberang jalan
Mendekat ringankan semilir kerinduan
Menyusuri jejak-jejak tepi trotoar
Sendu sejuk wajah tertanam

Tertunduk dalam hati melangkah
Sembunyikan senyum menilik empati
Kepada jasad-jasad terperangah
Tertebar pesona tanpa sengaja

Palingkan wajah-ku-torehkan kenangan
Rahasiakan dalam semilir angin
Dan simpan anggunnya dia berjalan
Menjauh dari sepi kesendirian

Ruh yang menggoda nafsu dunia
Teriakkan suara mengiringi ramai
Mengajak untuk penuhi neraka
Mereka panaskan hasrat terbuang
Sekedar lepaskan penasaran

Sang waktu,
Bantu aku lupakan sesuatu
Sang waktu,
Bantu aku temukan sesuatu
Bantu aku temukan sesuatu yang hilang.

Minggu, 24 Mei 2015

Kepulauan Seribu - Pulau Tidung




Jembatan Cinta Pulau Tidung
     Pulau Tidung merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, Indonesia. Menurut obrolan siangku dengan salah satu warga asli Tidung, jumlah penduduk Tidung kini (24 Maret 2012) kira-kira didiami oleh 8.000 kepala keluarga.
     Masih menurut salah satu keturunan warga asli Tidung tersebut, dahulu Tidung adalah nama sebuah suku. Iya, suku Tidung, yang kini tenggelam nama suku tersebut dibayang-bayang telah menyatu dijadikan nama sebuah pulau, yaitu Pulau Tidung.
     Perjalananku ke Tidung, kulalui bersama teman-temanku. Bahkan sebagian besar aku baru mengenalnya di perjalananku ini kali. Dari sinilah awal aku punya teman-teman ngetrip yang rutin hampir setiap tahun sekali plesiran bersama, dan kami menamakannya The Jail Escape. Sesuai namanya, kami ibaratkan kami akan melarikan diri dari kepenatan rutinitas kerja dan menghirup udara kebebasan. Paling tidak kami akan melarikan diri setahun sekali, dari Tidung inilah awal perjalanan kebersamaan kami.