Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi (bahasa Arab: عبدالرحمن بن صخر الأذدي) (lahir 598 - wafat 678), yang lebih dikenal dengan panggilan Abu Hurairah (bahasa Arab: أبو هريرة), adalah seorang Sahabat Nabi yang terkenal dan merupakan periwayat hadits yang paling banyak disebutkan dalam isnad-nya oleh kaum Islam Sunni.
Abu Hurairah ialah salah seorang perawi hadist yang terkemuka. Beliau
dilahirkan 19 tahun sebelum Hijrah. Ibnu Hisyam berkata bahwa nama asli Abu Hurairah adalah Abdullah bin Amin dan ada pula yang mengatakan nama aslinya ialah Abdur Rahman bin Shakhr. Nama asli beliau sebelum memeluk agama Islam
tidaklah diketahui dengan jelas, tetapi pendapat yang masyhur adalah Abdus Syams.
Nama Islamnya adalah Abdur Rahman. Beliau berasal dari kabilah al-Dusi di
Yaman.
Dikisahkan, setelah masuk Islam, Rasulullah saw. bertanya kepadanya,
“Siapa namamu?”
“Abdus Syams, ” jawab Abu Hurairah singkat.
“Bukannya Abdur Rahman?” tanya Rasulullah.
Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7 Hijrah ketika Rasulullah berada di Khaibar. Gelaran Abu Hurairah r.a. adalah karena kegemarannya bermain dengan anak kucing. Diceritakan, pada suatu hari, ketika Abu Hurairah r.a. bertemu Rasullullah saw., dia ditanya apa yang ada dalam lengan bajunya. Karena dia menunjukkan anak kucing yang ada dalam lengan bajunya, lantas dia diberi gelar Abu Hurairah r.a. oleh Rasullullah saw. Semenjak itu, dia lebih suka dikenal dengan gelar Abu Hurairah r.a.
Kata hurairah sendiri merupakan bentuk deminutif (tasghiir/bentuk
pengecilan) dari kata hirrah ‘kucing betina’. Oleh karena itu, padanan
bahasa Indonesia untuk hurairah adalah anak kucing betina. Jenis betina
ini ditunjukkan karena adanya marka feminin dalam kata tersebut, yaitu bunyi ah
di akhir kata (dalam tulisan Arabnya berupa ta marbuthah ـة ).
Masa muda
Abu Hurairah berasal dari kabilah Bani Daus dari Yaman. Ia
diperkirakan lahir 21 tahun sebelum hijrah, dan sejak kecil sudah
menjadi yatim. Nama aslinya pada masa jahiliyah adalah Abdus-Syams (hamba matahari) dan ia dipanggil sebagai Abu Hurairah
(ayah/pemilik kucing) karena suka merawat dan memelihara kucing. Ketika
mudanya ia bekerja pada Basrah binti Ghazawan, yang kemudian setelah
masuk Islam dinikahinya.
Menjadi muslim
Thufail bin Amr, seorang pemimpin Bani Daus, kembali ke kampungnya setelah bertemu dengan Nabi Muhammad dan menjadi muslim.
Ia menyerukan untuk masuk Islam, dan Abu Hurairah segera menyatakan
ketertarikannya meskipun sebagian besar kaumnya saat itu menolak. Ketika
Abu Hurairah pergi bersama Thufail bin Amr ke Makkah, Nabi Muhammad mengubah nama Abu Hurairah menjadi Abdurrahman
(hamba Maha Pengasih). Ia tinggal bersama kaumnya beberapa tahun
setelah menjadi muslim, sebelum bergabung dengan kaum muhajirin di
Madinah
tahun 629. Abu Hurairah pernah meminta Nabi untuk mendoakan agar ibunya
masuk Islam, yang akhirnya terjadi. Ia selalu menyertai Nabi Muhammad
sampai dengan wafatnya Nabi tahun 632 di Madinah.
Peran politik
Umar bin Khattab pernah mengangkat Abu Hurairah menjadi gubernur
wilayah Bahrain untuk masa tertentu. Saat Umar bermaksud mengangkatnya
lagi untuk yang kedua kalinya, ia menolak.
Ketika perselisihan terjadi antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin
Abu Sufyan, ia tidak berpihak kepada salah satu di antara mereka.
Periwayat hadist
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits
dari Nabi Muhammad, yaitu sebanyak 5.374 hadits. Di antara yang
meriwayatkan hadist darinya adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin
Malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam Bukhari pernah berkata:
"Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadits dari kalangan sahabat dan
tabi'in yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah".
Marwan bin Hakam
pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah terhadap hadits Nabi.
Marwan memintanya untuk menyebutkan beberapa hadits, dan sekretaris
Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Marwan memanggilnya lagi dan Abu
Hurairah pun menyebutkan semua hadits yang pernah ia sampaikan tahun
sebelumnya, tanpa tertinggal satu huruf.
Salah satu kumpulan fatwa-fatwa Abu Hurairah pernah dihimpun oleh Syaikh As-Subki dengan judul Fatawa' Abi Hurairah. Abu Hurairah sejak kecil tinggal bersama Rasulullah.
Keturunan
Abu Hurairah termasuk salah satu di antara kaum fakir muhajirin
yang tidak memiliki keluarga dan harta kekayaan, yang disebut Ahlush Shuffah,
yaitu tempat tinggal mereka di depan Masjid Nabawi. Abu Hurairah
mempunyai seorang anak perempuan yang menikah dengan Said bin Musayyib,
yaitu salah seorang tokoh tabi'in terkemuka.
Wafat
Pada tahun 678 atau tahun 59 H, Abu Hurairah jatuh sakit, meninggal di Madinah, dan dimakamkan di Baqi'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar