Jum’at dini hari. Seperti biasa, sebelum
masyarakat datang berkunjung, Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan semua
anak-anaknya. Dari keempat istrinya, Umar memiliki tujuh belas anak,
diantara mereka adalah; Ishaq, Ya’qub, Musa, Abdullah, Bakar, Ummu Amar,
Ibrahim, Abdul Malik, Walid, Ashim, Abdullah, Abdul Aziz, Yazid,
Zayyan, Aminah dan Ummu Abdullah.
Setelah semua berkumpul, maka saatnya
Umar memulai tadarrus al-Qur’an. Dimulai dari anak yang paling tua,
kemudian dilanjutkan adik-adiknya. Begitulah. Semua membaca al-Qur’an
bergantian. Satu persatu. Sedangkan Umar menyimak bacaan al-Qur’an
anak-anaknya dengan sungguh-sungguh dan penuh ta’dhim.
Inilah ayah yang sekaligus guru bagi anak-anaknya. Guru al-Qur’an. Meskipun Umar telah memilihkan guru-guru hebat bagi buah hatinya, namun dirinya sendiri merasa perlu terjun langsung dalam mewarnai keilmuan mereka. Sekalipun agenda reformasi dan kiprahnya dalam pemerintahan sangat banyak, tapi selalu ada waktu yang sangat berkualitas dengan keluarganya. Kebersamaan dalam naungan al-Qur’an.
Menciptakan iklim al-Qur’an dalam lingkungan keluarga, itu nilai penting pada tulisan seri ini. Ketika ternyata sekedar ‘menitipkan’ anak di lembaga-lembaga pendidikan tertentu tidaklah cukup untuk membangkitkan daya dan memupuk kecenderungan anak kepada al-Qur’annya, ketika iklim di rumah tidak Qur’ani.
Nuansa al-Qur’an harus tercipta dalam lingkungan keluarga terlebih dahulu, dan Umar telah melakukan itu. Sehingga menjadi sangat perlu kiranya setiap keluarga muslim mulai merutinkan halaqah al-Qur’an. Disitu berkumpul antara orang tua dan anak-anak. Bergantian membaca al-Qur’an. Mengkaji pelajaran dari setiap ayat-ayatnya. Dan yang menjadi guru adalah ayah.
Menarik pasti. Sangat istimewa. Lebih berkesan dari halaqah al-Qur’an yang diikuti oleh para anak di sekolah mereka. Karena disitu ayahnya adalah gurunya. Ini adalah satu program besar peradaban yang perlu diinstal di setiap rumah. Harus segera dimulai walaupun di awal terasa canggung dan bingung.
Abdullah bin Umar berpesan kepada kita, “Kamu harus bersama al-Qur’an, pelajari al-Qur’an itu dan ajari anak-anakmu. Karena sesungguhnya kamu kelak akan ditanya tentang al-Qur’anmu dan dengannya kamu akan mendapat pahala, dan cukuplah al-Qur’an sebagai pemberi nasehat bagi orang yang berakal.”
Menjadi guru bagi para buah hati. Beginilah ayah hebat mencetak generasi unggulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar