Turangga Seta
Macam cerita fiksi seperti dalam novel-novel maupun film-film. Ternyata
dalam dunia nyata terdapat pula tim-tim ekspedisi yang berburu kekayaan
alam yang terpendam. Salah satunya adalah Yayasan Turangga Seta, organisasi yang punya hajat penelitian di gunung itu. Bak tokoh fiksi Indiana Jones,
awak Turangga Seta memang punya kegemaran memburu jejak sejarah. Bukan
atas hasrat memiliki, tapi mengungkap kegemilangan sejarah nenek moyang
di masa lalu.
Komunitas itu berdiri sekitar 2004, digawangi oleh sekelompok
profesional di berbagai bidang. Ada pengajar, kontraktor bangunan,
pegawai negeri sipil, karyawan perusahaan swasta, juga mahasiswa.
Beberapa di antara mereka punya kepekaan lebih terhadap kehadiran gaib,
atau istilah keren mereka: parallel existence. “Kami ini semua anak-anak MIT. Bukan Masachussetts Institute of Technology, tapi Menyan Institute of Technology,”
kata anggota Turangga Seta Hery Trikoyo, bergurau. Sebab, dalam
melakukan perburuan terhadap situs sejarah, kadang mereka mendapat
sokongan informasi lokasi dari ‘informan tak kasatmata’.
Namun, karena dasarnya mereka adalah anak-anak yang mengenyam
pendidikan tinggi, dorongan mereka membuktikan informasi tersebut,
mengalir deras. Tak jarang para ‘arkeolog partikelir’ ini keluar malam-malam usai jam kerja, untuk menggali sebuah tempat demi membuktikan kebenaran hipotesa mereka.
Penelitian
Turangga
Seta percaya bahwa kebudayaan Nusantara lebih tua daripada Kebudayaan
Sumeria, Mesir, atau Maya. Mereka haqul yakin Indonesia memiliki situs
candi atau piramida yang lebih banyak dan lebih megah dari peradaban
Mesir dan Maya.
“Ada ratusan piramida di Indonesia, dan tingginya tak kalah dari piramida Giza di Mesir yang cuma 140-an meter,” kata Agung. Meski masih harus diuji secara ilmiah, pandangan Agung (pendiri Yayasan Turangga Seta) senada dengan teori Profesor Arysio Santos, yang menyebutkan Indonesia adalah peradaban Atlantis yang hilang.
Keyakinan
ini tentu saja membuat banyak orang mengernyitkan dahi. Turangga Seta
sempat mem-post keyakinan mereka ihwal keberadaan piramida di Indonesia
di sebuah forum online. lengkap dengan foto-fotonya. Hasilnya, mereka
menuai cemoohan dan tertawaan. “Nanti, kalau semuanya terbukti, mereka tak bisa lagi tertawa,” kata Agung berapi-api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar