Seperti pada ketiga macam bunga nasional, sejak tanggal 9 Januari 1995,
ditetapkan pula tiga satwa nasional sebagai berikut:
1. Komodo (Varanus Komodoensis) sebagai satwa nasional darat
2. Ikan Solera Merah sebagai satwa nasional air
3. Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) sebagai satwa nasional udara
Untuk mencegah kepunahan satwa langka, diusahakan pelestarian secara in situ dan ex situ. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian satwa langka dengan memindahkan satwa langka dari habitatnya ke tempat lain.
1. Komodo (Varanus Komodoensis) sebagai satwa nasional darat
2. Ikan Solera Merah sebagai satwa nasional air
3. Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) sebagai satwa nasional udara
Untuk mencegah kepunahan satwa langka, diusahakan pelestarian secara in situ dan ex situ. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian satwa langka dengan memindahkan satwa langka dari habitatnya ke tempat lain.
Komodo (Varanus komodoensis) |
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis),
adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo,
Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini
oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo
merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter.
Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau,
yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup
di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau
tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena
besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang
mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar
dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun
binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas
manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan
terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan
pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional
Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
Solera Merah, atau Siluk Merah
adalah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara.
Ikan ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di
belakang badan. Solera Merah atau Siluk Merah, sebenarnya adalah Arwana
Merah yang termasuk ke dalam jenis ikan Arwana Asia. Ikan
Arwana Asia juga disebut "Ikan Naga" karena sering dihubung-hubungkan
dengan naga dari Mitologi Tionghoa.
Meski tohh demikian banyak varian ikan Arwana, namun varian Arwana Merah hanya ada di Indonesia. Hal ini yang mengukuhkan ikan Solera Merah dinobatkan sebagai satwa nasional air.
Arwana Asia terdaftar dalam daftar spesies langka yang berstatus "terancam punah" oleh IUCN tahun 2004. IUCN, International Union for Conservation of Nature and Natural Resources, kadang-kadang juga disebut dengan World Conservation Union. World Consevation Union adalah sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam. Badan ini didirikan pada 1948 dan berpusat di Gland, Switzerland. IUCN beranggotakan 78 negara, 112 badan pemerintah, 735 organisasi non-pemerintah dan ribuan ahli dan ilmuwan dari 181 negara. Tujuan IUCN adalah untuk membantu komunitas di seluruh dunia dalam konservasi alam.
Meski tohh demikian banyak varian ikan Arwana, namun varian Arwana Merah hanya ada di Indonesia. Hal ini yang mengukuhkan ikan Solera Merah dinobatkan sebagai satwa nasional air.
Arwana Asia terdaftar dalam daftar spesies langka yang berstatus "terancam punah" oleh IUCN tahun 2004. IUCN, International Union for Conservation of Nature and Natural Resources, kadang-kadang juga disebut dengan World Conservation Union. World Consevation Union adalah sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam. Badan ini didirikan pada 1948 dan berpusat di Gland, Switzerland. IUCN beranggotakan 78 negara, 112 badan pemerintah, 735 organisasi non-pemerintah dan ribuan ahli dan ilmuwan dari 181 negara. Tujuan IUCN adalah untuk membantu komunitas di seluruh dunia dalam konservasi alam.
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) |
Elang Jawa atau dalam nama ilmiahnya Nisaetus bartelsi
adalah salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di Pulau
Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik
Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai
maskot satwa langka Indonesia
Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi
menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat
kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul
hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan
punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis
(sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah
dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat,
yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis
(coret-coret) rapat melintang merah sawomatang sampai kecoklatan di atas
warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kaki menutup
tungkai hingga dekat ke pangkal jari. Ekor kecoklatan dengan empat garis
gelap dan lebar melintang yang nampak jelas di sisi bawah, ujung ekor
bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih besar.
Iris mata kuning atau kecoklatan; paruh kehitaman; sera (daging di
pangkal paruh) kekuningan; kaki (jari) kekuningan. Burung muda dengan
kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna coklat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis.
Ketika terbang, elang Jawa serupa dengan elang brontok (Nisaetus cirrhatus)
bentuk terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan perut
terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil.
Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar