Salakanagara berdasarkan
naskah Wangsakerta diperkirakan merupakan kerajaan paling tua (awal)
yang ada di Nusantara. Pendiri Salakanagara, Dewawarman adalah duta
keliling, pedagang
sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap
karena menikah dengan puteri penghulu setempat, sedangkan pendiri
Tarumanagara adalah Maharesi Jayasingawarman, pengungsi dari wilayah
Calankayana, Bharata karena daerahnya dikuasai oleh kerajaan lain.
Sementara Kutai didirikan oleh pengungsi dari Magada, Bharata setelah
daerahnya juga dikuasai oleh kerajaan lain.
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang.
Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya
menjadi mertua Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama
Dewi Pwahaci Larasati diperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuat semua
pengikut dan pasukan Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak
ingin kembali ke kampung halamannya.
Ketika Aki Tirem meninggal, Dewawarman menerima tongkat kekuasaan.
Tahun 130 Masehi ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan dengan nama
Salakanagara (Negeri Perak) beribukota di Rajatapura. Ia menjadi raja
pertama dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura
Sagara. Beberapa kerajaan kecil di sekitarnya menjadi daerah
kekuasaannya, antara lain Kerajaan Agnynusa (Negeri Api) yang berada di
Pulau Krakatau.
Rajatapura adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII).
Salakanagara berdiri hanya selama 232 tahun, tepatnya dari tahun 130
Masehi hingga tahun 362 Masehi. Raja Dewawarman I sendiri hanya berkuasa
selama 38 tahun dan digantikan anaknya yang menjadi Raja Dewawarman II
dengan gelar Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra. Prabu Dharmawirya
tercatat sebagai Raja Dewawarman VIII atau raja Salakanagara terakhir
hingga tahun 363 karena sejak itu Salakanagara telah menjadi kerajaan
yang berada di bawah kekuasaan Tarumanagara yang didirikan tahun 358
Masehi oleh Maharesi yang berasal dari Calankayana, India bernama
Jayasinghawarman. Pada masa kekuasaan Dewawarman VIII, keadaan ekonomi
penduduknya sangat baik, makmur dan sentosa, sedangkan kehidupan
beragama sangat harmonis.
Sementara
Jayasinghawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman
VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Calankayana di India yang
mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan
Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Maurya.
Di kemudian hari setelah Jayasinghawarman mendirikan Tarumanagara,
pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara
kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.
Tahun berkuasa | Nama raja | Julukan | Keterangan |
---|---|---|---|
130-168 M | Dewawarman I | Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara | Pedagang asal Bharata (India) |
168-195 M | Dewawarman II | Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra | Putera tertua Dewawarman I |
195-238 M | Dewawarman III | Prabu Singasagara Bimayasawirya | Putera Dewawarman II |
238-252 M | Dewawarman IV | Menantu Dewawarman II, Raja Ujung Kulon | |
252-276 M | Dewawarman V | Menantu Dewawarman IV | |
276-289 M | Mahisa Suramardini Warmandewi | Puteri tertua Dewawarman IV & isteri Dewawarman V, karena Dewawarman V gugur melawan bajak laut | |
289-308 M | Dewawarman VI | Sang Mokteng Samudera | Putera tertua Dewawarman V |
308-340 M | Dewawarman VII | Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati | Putera tertua Dewawarman VI |
340-348 M | Sphatikarnawa Warmandewi | Puteri sulung Dewawarman VII | |
348-362 M | Dewawarman VIII | Prabu Darmawirya Dewawarman | Cucu Dewawarman VI yang menikahi Sphatikarnawa, raja terakhir Salakanagara |
Mulai 362 M | Dewawarman IX | Salakanagara telah menjadi kerajaan bawahan Tarumanagara |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar